Cara Memberi Nafas Buatan | Pertolongan Pertama

Pemberian nafas merupakan masalah penting untuk pertolongan pertama. Jika orang tersebut tidak bernapas, maka masalah seperti pendarahan, patah tulang, luka bakar, dan shock adalah masalah sangat penting.
Jika Anda bersama beberapa teman, atau banyak grub untuk melakukan sebuah perjalanan seperti berkemah, mendaki gunug, dsb, maka akan menjadi sebuah hal penting jika ada salah satu dari kita yang mengerti bagaimana mengatasi pertolongan pertama. Tidak semua mengerti tentang hal ini, maka dari itu maka belajarlah mulai dari saat ini.

Ada banyak teknik yang berbeda untuk memberikan pernapasan buatan. Teknik yang paling banyak diajarkan dan diterima berjalannya berbagai nama, seperti "mouth to mouth", "rescue breathing", dan "direct". Dengan menggunakan teknik ini, udara dikeluarkan dari paru-paru penyelamat langsung ke mulut korban. Dengan asumsi penutupannya harus kedap udara, udara dipaksa ke dalam paru-paru korban, dan penyelamat sembari mengamati kenaikan dada korban pada setiap napas. Teknik ini langsung, dan efektivitas dapat diukur secara visual oleh penyelamat. Jika dada korban tidak naik, maka mulut dan tenggorokan harus diperiksa untuk penghalang sebelum bantuan pernapasan dilanjutkan, karena terkadang lidang juga menutupi/menghalangi udara masuk ke dalam.
Kepada sebelum di mirikan kebelakang, menunjukkan lidah menghalangi jalan napas

Untuk melakukan bantuan pernapasan lebih detailnya ikuti langkah-langkah berikut:

  1. Periksa mulut siapa tahu lidah membuat penghalang, jika ada maka angkat leher dan memiringkan kepala ke belakang.
  2. Tutup hidung dengan tangan dan menghembuskan napas secara langsung ke dalam mulut korban dengan di usahakan mulut tertutup rapat.
  3. Lepaskan lubang hidung dan mulut.
  4. Perhatikan dada korban naik dengan sendirinya sebelum di lepaskan tadi.
  5. Merasakan denyut nadi di leher korban.
  6. Jika dada korban tidak mulai bangkit sendiri, ulangi proses ini dari nomor 1, sampai tiba bantuan profesional.

Bantuan pernapasan harus terus dilakukan paling sedikit dan normalnya sekitar 12 kali per menit, sampai korban sepenuhnya mampu napas dengan sendiri. Bahkan jika korban muncul bisa napas sendiri, pastikan untuk tetap mengawasi sampai kambuh dengan normal.